semua tentang kehidupan

hidup kita itu singkat, selalu berusaha untuk memperbaiki diri adalah cara terbaik yang harus dilakukan.
ALLAH always in My Heart

Translate

Kamis, 26 September 2013

Tinjauan Pustaka Mikrobiologi



Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan tentang perikehidupan makhluk-makhluk kecil yang hanya kelihatan dengan mikrosop (bahasa Yunani: mikros = kecil, bios = hidup, logos = kata atau ilmu). Makhluk-makhluk kecil itu disebut mikroorganisme, mikroba, protista atau jasad renik.
Antoni van Leeuwenhoek (1632-1723) ialah orang yang pertama kali mengetahui adanya dunia mikroorganisme itu. Dengan mikroskop ciptaannya ia dapat melihat bentuk makhluk-makhluk kecil yang sebelumnya itu tidak diduga sama sekali keadaannya. Mikroskop buatan Leeuwenhoek itu memberikan pembesaran sampai 300 kali. Dari air hujan yang menggenang di kubangan-kubangan dan dari air jambangan bunga ia peroleh beraneka sel hewan bersel satu yang olehnya diberi nama Infusoria atau “Hewan tuangan”.
Antara tahun 1674 sampai 1683 ia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lembaga “Royal Society” di Inggris. Ia melaporkan hal-hal yang diamatinya dengan mikroskop itu kepada lembaga tersebut. Laporan-laporan itu disertai dengan gambar-gambar mikroorganisme yang beraneka ragam. Di dalam sejarah mikrobiologi, Leeuwenhoek dapat dipandang sebagai peletak batu pertamanya.
Mikroorganisme tersebut diantaranya adalah bakteri dan cendawan yang merupakan penghasil bermacam-macam zat organik dan obat-obatan antibiotik. Di dalam biokimia, mikroorganisme memegang peranan penting dalam menganalisis sistem enzim dan dalam menganalisis komposisi suatu bahan makanan. Genetika maju pesat sejak digunakannya mikroorganisme sebagai makhluk percobaan.
Mengenai perkembangan mikrobiologi dapatlah disimpulkan bahwa mikrobiologi maju dengan pesatnya karena hal-hal sebagai berikut.
a. Penemuan serta penyempurnaan mikroskop
b. Jatuhnya teori abiogenesis
c. Keyakinan orang bahwa pembusukan itu disebabkan oleh mikroorganisme.
d. Bukti yang menunjukkan bahwa penyakit itu disebabkan oleh bibit penyakit.
Kajian mikrobiologi membutuhkan metode yang tepat untuk pengamatan mikrobia. Metode mikroskopik dan kemampuan mengkultur mikrobia merupakan metodologi dasar yang dilakukan para ahli mikrobiologi untuk mempelajari struktur, sifat-sifat fisiologisnya (metabolisme dan pertumbuhan) serta mengungkapkan keragaman mikrobia. Penggunaan dan pengembangan alat-alat mikroskopik, kultur murni, metode molekuler dan immunologis memungkinkan peneliti melakukan pengujian yang pada akhirnya berhasil membuat temuan-temuan baru dibidang tersebut. Kemajuan dalam bidang metodologi ini telah mengungkap pemahaman sifat-sifat dasar mikrobia serta aspek-aspek yang berkenaan dengan teknik dan metodologi penelitian mikroba.
Alat merupakan salah satu pendukung dari pada keberhasilan suatu pekerjaan di laboratorium. Sehingga untuk memudahkan dan melancarkan berlangsungnya praktikum, pengetahuan mengenai penggunaan alat sangat diperlukan.
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer dan spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph, barograph (Moningka,2008).
Dari uraian tersebut, tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan mengenai kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang khusus. Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan (Moningka, 2008).
Alat-alat dalam praktikum mikrobiologi umum dapat dibagi menjadi:
1. Alat-alat yang terbuat dari gelas
2. Alat-alat sterilisasi
3. Mikroskop
4. Alat-alat lain.
Erlenmeyer (Erlenmeyer flask, Conical flask, E-flaks) digunakan dalam proses titrasi untuk menampung larutan yang akan dititrasi. Dalam mikrobiologi, erlenmeyer digunakan untuk pembiakan mikroba. Erlenmeyer tidak dapat digunakan untuk menampung volume.
Pipet tetes (drop pipette), membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecil tetes demi tetes.
Gelas ukur (graduated cylinder, measuring cylinder), mengukur volume larutan, cairan atau tepung pada berbagai ukuran volume. Terbuat dari gelas (polipropilen) atau plastik. Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume 10 hingga 2000 mL. Gunakan gelas ukur dengan ukuran volume terdekat.
Labu ukur (volumetric flask). Digunakan untuk menyiapkan larutan dalam kimia analitik yang konsentrasi dan jumlahnya diketahui dengan pasti dengan keakuratan yang sangat tinggi. Terbuat dari gelas dengan badan tabung yang rata dan leher yang panjang dengan penutup. Di bagian leher terdapat lingkaran graduasi, volume, toleransi, suhu kalibrasi dan kelas gelas.
Corong gelas (Funnel conical). Membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain terutama yang bermulut kecil. Digunakan untuk menyimpan kertas saring dalam proses penyaringan.
Tabung reaksi (test tube, culture tube). Wadah mereaksikan dua atau lebih larutan/bahan kimia. Wadah pengembangan mikroba, misalnya dalam pengujian jumlah bakteri.
Thermometer, skala derajat Celcius, air raksa, berisi gas, panjang 300 mm, diameter 6-7 mm. Fungsi mengukur suhu suatu senyawa kimia (cair) atau suhu ruang inkubator.
Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop cahaya. Dengan mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Pada umumnya mata tidak mampu membedakan benda dengan diameter lebih kecil dari 0,1 mm. Berikut merupakan uraian tentang cara penggunaan bagian-bagian dan spesifikasi mikroskop cahaya merk Olympus CH20 yang dimiliki Laboratorium Mikrobiologi.
Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121 (250). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121.
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70.
Laminar air flow cabinet adalah suatu alat yang digunakan dalam pekerjaan: persiapan bahan tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman dari sutu botol ke botol yang lain dalam kultur in vitro. Alat ini diberi nama Laminar Air Flow Cabinet, karena meniupkan udara steril secara kontinue melewati tempat kerja sehingga tempat kerja bebas dari, debu dan spora-spora yang mungkin jatuh ke dalam media, waktu pelaksanaan penanaman. Aliran udara berasal dari udara ruangan yang ditarik ke dalam alat melalui filter pertama (pre-filter), yang kemudian ditiupkan keluar melalui filter yang sangat halus yang disebut HEPA (High efficiency Particulate Air FilterI), dengan menggunakan blower.
jumlah mikroba.
Agar mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang biak di dalam media, diperlukan persyaratan tertentu bagi media, yaitu :
1. Harus mengandung semua unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme.
2. Mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroorganisme.
3. Dalam keadaan steril, artinya sebelum diinokulasi mikroorganisme yang dimaksud, tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme yang tidak diinginkan.
Bentuk, dan susunan media ditentukan oleh: senyawa penyusun media, prosentase campuran, dan tujuan pengggunaan.Media dapat digolongkan berdasarkan bentuk, susunan kimia, dan fungsinya. Berdasarkan bentuk atau konsistesinya media terdiri dari :
a. Media padat (solid medium / medium NA), tidak mengandung agen cair
b. Media cair (liquid medium / medium Broth )
c. Media semi padat (semi solid medium), medium cair yang di tambah dengan agar solid yang disebut agar.
Berdasarkan susunan bahan kimianya media dapat digolongkan menjadi :
1. Media sintetik / media siap saji, adalh media yang dibuat dari bahan-bahan yang susunan kimianya diketahui dengan pasti, media inidiproduksi dan dibuat oleh pabrik / industri seperti : Difco, oxoid, dan merck.
2. Media non sintetik / media alami, adalah bahn yang dibuat dari bahan-bahan yang susunan kimianya belum diketahui secara pasti, misalnya bahan-bahan alami seperti, daging, kentang, tauge, dll.
Berdasarkan fungsinya media terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
1) Media Pengaya, adalah Media yang ditambah zat-zat tertentu (misalnya : serum, darah, ekstrak tumbuhan) sehingga dapat digunakan untuk menumbuhkan mikroba heterotrof tertentu. Misal : medium buatan loeffler ditambah serum (memiara basil difteri); medium ditambah air tomat untuk menumbuhkan lactobacillus
2) Media Khusus, adalah media untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan kimia tertentu.
3) Media Penguji, adalah media dengan susunan tertentu yang digunakan untuk pengujian vitamin-vitamin, asam amino, antibiotik dan sebagainya .
4) Media Selekif, adalah media yang ditambah zat-zat tertentu yang bersifat selektif untuk mencegah pertumbuhan mikroba lain. Misal : Kristal violet menumbuhkan bakteri Gram negatif saja, menghambat bakteri Gram positf.
5) Media Differensial, adalah Media yang ditambah zat kimia tertentu, suatu mikroba membentuk pertumbuhan tertentu, dapat untuk membedakan tipe-tipenya misal : Darah Agar dapat membedakan bakteri hemolitik dan bakteri non hemolitik.
6) Media Perhitungan Mikroba, adalah media yang spesifik untuk perhitungan jumlah mikroba
Media yang umum digunakan adalah Natrium Agar (NA), yang berbahan baku agar. Agar adalah ekstrak dari rumput laut yang merupakan karbohidrat. Kompleks penyusun utamanya adalah galaktosa, tidak mengandung nutrisi. Medium solid membutuhkan agar sekitar 1,5 hingga 1,8 %. Sedangkan konsentrasi kurang dari 1 % dari ketentuan tersebut, akan menjadi medium semi solid. Agar bertindak sebagai agen pemadat yang sangat baik karena pada suhu 100 berupa larutan sedangkan pada suhu 40 memadat. Oleh Karena itu organisme terutama yang patogen dapat dikultivasi pada temperatur 37,5 atau sedikit lebih tinggi tanpa rasa kuatir medium akan meleleh. Medium solid mempunyai keuntungan karena dapat memadat sehingga dapat ditumbuhi mikroorganisme dengan menggunakan teknik khusus untuk mengisolasi koloni yang berlainan.







DAFTAR PUSTAKA

1.      Yusuf, Andi Rezki Ferawati. My Mine[internet]. Pengenalan alat mikrobiologi, 8 desember 2009 pada 19:35 [dikutip 7 oktober 2012]. Tersedia dari http://fheeyraredzqiiy.wordpress.com/2009/12/08/pengenalan -alat-mikrobiologi-2/
2.      Alchemist, Rahma. Fungsi Peralatan Laboratorium Dasar, 7 November 2009 [dikutip 7 oktober 2012]. Tersedia dari http://rahma-alchemist.blogspot.com/2009/10/fungsi -peralatan-laboratorium-dasar-1.html.
3.      Cindra. Pembuatan Media, juli 2010 pada 02:30 [dikutip 7 Oktober 2012]. Tersedia darihttp://cindradoankymailcom.blogspot.com/2010/07/praktikum-mikrobiologi.html.
4.      Mega bohari. Laporan Mikrobiologi(sterilisasi). Senin,26 Desember 2011 [dikutip 9 Oktober 2012]. Tersedia dari http://megabohari.blogspot.com/2011/12/laporan-mikrobiologi-sterilisasi.html
5.      Natuna. Laminar Air Flor (LAF). Minggu,08 Januari 2012 [dikutip 9 Oktober 2012]. Tersedia dari http://mysainsnatuna.blogspot.com/2012/01/laminar-air-flor-laf.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar